WISATA RELIGI

  • May 22, 2023

NYAI RAGIL,IBUNDA SIMBAH GANJUR Alkisah orang yang pertama babat Desa Ngroto adalah Nyai Ragil. beliau adalah Ibunda Simbah Abdul Rahman Ganjur Godo Mustoko. Nyai Ragil merupakan adik dari Adipati Pengging.beliau menikah dengan Maulana Ishaq..Maulana Ishaq ini dimakamkan di Troloyo Mojokerto.(Bukan Maulana Ishaq Ayahanda Sunan Giri) 2 Saat nyai Ragil sedang mengandung, Maulana Ishaq pergi untuk melanjutkan dakwah Maulana Ishaq kemudian berangkat berdakwah ke pelosok-pelosok tanah Jawa..wilayah dakwahnya menyebar dari daerah pesisir tuban hingga kawasan mojokerto bahkan sampai daerah kertosono dan nganjuk Kemudian nyai ragil melahirkan .bayi diberi nama Abdul Rahman. Beberapa waktu kemudian Nyai Ragil menyusul sang suami. 3 Akhirnya nyai ragil bertemu sang suami di suatu desa ,Maulana Ishaq berkata kepada istrinya:”Istriku,ketahuilah bahwa anak kita ini kelak akan menjadi seorang pengikut setia para wali.dan sekarang aku ingin membuktikan bahwa anak kita ini memang berbobot.aku akan timbang anak kita ini dengan tongkatku.kalau memang benar anak ini kelak akan menjadi orang besar niscaya ia akan lebih berat daripada tongkatku”. 4 Kemudian Maulana Ishaq mengambil sorbanya.diletakanya sang anak di satu ujung sorban dan di ujung sorban yang lain ia letakan tongkat.dan benar saja sang anak ternyata lebih berat dibanding tongkat kayu yang panjang itu. Kemudian maulana ishaq berkata “sekarang saatnya aku harus melanjutkan perjalanan..pergilah kau kearah barat.bawalah tongkat ini.suatu saat tongkat ini akan bermanfaat untukmu dan anak kita”. 5 Nyai Ragil pun menuruti apa kata suaminya. Nyai Ragil terus berjalan kearah barat sesuai petunjuk Maulana Ishaq.sampai akhirnya mereka tiba di suatu tempat yang datar (Jawa:Roto.-Red).tidak ada bukit ataupun jurang. Nyai Ragil merasa tempat itu cocok untuk bertempat tinggal.kemudian ia membersihkan semak belukar dan menebang beberapa pohon. 6 Setelah selesai ternyata tempat itu menjadi tampak bersih,luas dan datar.ia pun bertambah yakin bahwa tempat itu memang sesuai untuk tempat tinggalnya.maka ia berkata: “Tempat ini aku namakan dengan nama Roto”.nama inilah yang kemudian menjadi nama desa Ngroto. tempat itu dengan cepat bertambah penghuni.orang-orang merasa senang tinggal di sekitar rumah nyai Ragil. Kemudian nyai Ragil membuka ladang disekitar rumahnya.ladang itu ia tanami 7 dengan tanaman-tanaman yang bisa ia makan.setiap kali nyai Ragil selesai bekerja di ladang,ia beristirahat di bawah pohon serut..maka kemudian orang-orang pun mengenalnya dengan sebutan Mbah Serut. Suatu hari nyai Ragil mendengar kabar bahwa ada beberapa Ulama yang datang dan tinggal tak jauh dari tempat tinggalnya.tempat itu kelak bernama Jati Pecaron .mereka adalah Simbah Lebi (Habibi) dan Simbah Syamsuddin. 8 Nyai Ragil ingin anaknya mondok dan mengaji disana.dan sejak saat itu Abdul Rahman menjadi santri simbah Lebi dan Simbah Syamsuddin. Setelah beberapa lama Abdul Rahman belajar ngaji di Jati Pecaron,tersiar kabar bahwa para wali songo akan mendirikan Masjid di Bintoro Demak. nyai Ragil pun berangkat ke Jati Pecaron.ia meminta izin kepada Simbah Lebi dan Simbah Syamsuddin untuk 9 mengkhidmahkan putranya kepada wali songo yang sedang membangun Masjid di Bintoro Demak. Ringkas cerita Abdul Rahman diterima oleh para wali.dan karena masih kecil,Abdul Rahman di beri tugas memasak makanan untuk para tukang dan pekerja.selain itu ia juga diberi tugas memukul beduk ( ganjur ) saat waktu sholat telah tiba. ia kemudian dikenal dengan nama Abdul Rahman Ganjur atau Simbah Ganjur. 10 Pembangunan Masjid Demak terus berlanjut.pondasi,tiang dan rangka atap pun sudah terpasang.tiba saatnya para tukang kayu memasang kubah (Jawa:mustoko.-red) diatas Masjid.namun suatu keanehan terjadi.tukang-tukang kayu tidak ada yang mampu memasang paku kubah dengan baik.tiap kali di paku,hasilnya selalu miring.tidak ada yang bisa memasang kubah itu dengan lurus. Akhirnya salah seorang dari wali songo memanggil Abdul Rahman dan 11 menyuruhnya naik ke atap untuk memasang paku kubah itu.dan Abdul Rahman mampu memasangkan kubah dengan lurus.padahal semua tukang kayu yang ada telah mencoba dan selalu gagal.dan sejak saat itulah Abdul Rahman dikenal dengan julukan Godo Mustoko atau pemukul paku kubah.jadilah nama lengkap beliau adalah Abdul Rahman Ganjur Godo Mustoko. 12 Setelah Masjid Demak selesai dibangun,Abdul Rahman tetap aktif menjalankan tugasnya.menabuh beduk saat waktu sholat telah tiba. suatu saat para wali memberi kabar bahwa kerajaan Majapahit yang sudah ditaklukan oleh pasukan dari kesultanan Demak Bintoro itu,kini sedang terancam. hal ini dikarenakan adanya pasukan dari kerajaan Hindu di Jepara yang ingin merebut Majapahit dari tangan kesultanan Demak. 13 Abdul Rahman Ganjur terpilih menjadi panglima perang.ia memimpin pasukan dari Demak untuk membentengi Majapahit. Dalam perjalanan menuju Majapahit ini,Abdul Rahman Ganjur mambawa sebuah beduk atau ganjur sebagai alat komando dan alat komunikasi dengan pasukanya.maka semakin melekatlah nama Ganjur pada dirinya.